Serbuan Maut - Ulasan film Indonesia
- T. Bruce Howie
- Apr 26, 2021
- 2 min read
Updated: Apr 27, 2021
Sering dianggap salah satu film aksi yang paling bagus, Serbuan Maut (pun disebut The Raid dalam Bahasa Inggris) juga adalah hanya film Indonesia yang kebanyakan orang tahu. Ini disayangkan, karena kebudayaan film Indonesia unik dan menarik sekali dengan film yang lebih hebat seperti Jagal, Tiling dan Apa ada dengan Cinta. Walaupun demikian, saya kira bahwa Serbuan Maut adalah film yang baik sekali.

Jadi Serbuan Maut tentang seorong polisi bernama Rama (Iko Uwais), yang berikut kelompok polisi lain ke serbuan apartemen dengan banyak penjahat. Tetapi kepala para penjahat (Ray Sahetapy) tahu bahwa polisi akan dating, dan sehingga Rama musti mengunakan kekuatannya dan pengetahuan kesenian bela dirinya untuk menyelamatkan kelompoknya dan menghentikan kepala penjahat.
Film ini disutradarai dan ditulis oleh Gareth Huw Evans, yang berasal dari negeri Wales dan juga baik pada film gaya horor dan film gaya kriminal. Menurut pendapat saya, Serbuan Maut disutradarai baik sekali, dengan alat pemotretnya dan bunyian filmnya digunakan cukup bagus untuk membuat atmosfer pengetakutan dan perintensan. Sebagai penonton, filmnya begitu berintens karena kamu tidak tahu apa yang mungkin terjadi, dan karena letakan di film terlihat begitu kotor dan berjahat, kamu juga ketakutan selama setiap menut filmnya.

Apalagi, adegan kesenian bela diri di film ini amat hebat. Para penonton selalu bisa melihat semua yang terjadi, dengan adegan diadakan supaya pengertian adegan sangat baik. Ini berbeda sekali dan jauh lebih baik dari pada film Amerika, yang sering punya adegan aksi yang kameranya bergoyong-goyong dan para penontonnya tidak bisa mengerti apa yang terjadi.
Dan karena pemeran film ini semua ahli kesenian bela diri Pencak Silat, mereka bergerak begitu cepat dan terlihat baik sekali di adegan pertarungan. Sambil menonton, kita ketakutan oleh kecepatan adegannya, dan Evans menyutradari adegannya untuk paling banyak perintensan, termasuk bunyian patah tulang dan teriak penyakit. Ini pembuatan film yang hebat, dan moga-moga pekerjaan seperti ini lagi diterima Evans.

Apa yang saya pikir adalah masalah terburuknya di Serbuan Maut merupakan pengembangan karakternya (sebuah pendapat yang sama dengan kritik terkenal Roger Ebert, yang benci film ini). Film sedemikian pendeknya sehingga tidak ada waktu untuk percakapan, persahabatan atau pengembangan di antara para karakternya, dan sehingga para penonton tidak peduli kalau seorang polisinya digugur.
Saya juga kira bahwa beberapa adegan aksinya terlalu lama sedikit. Pada khususnya, ada pertarungan di antara Rama dan salah seorang penjahat yang bernama Mad Dog, dan adegannya selama lima menut. Sesudah tiga menut adegan ini, saya merasa lelah dan saya ingin bahwa adegannya selesai cepat.

Selain itu, Serbuan Maut adalah film aksi baik, dengan adegan aksi hebat. Ini tidak film aksi kesukaan saya (karena ada film-film seperti Kereta Api ke Busan, Mad Max: Jalan Kemarahan dan Kecepatan), tetapi saya masih sangat menikmati film ini.
Serbuan Maut menerima pernilaian A-.
Saya tahu bahwa ini ulasan yang pendek kalau dibandingkan dengan ulasar saya lain, tetapi menulis ulasan dalam Bahasa Indonesia sukar sekali dan saya tidak bisa tahu tentang keterangan lagi yang bisa dikatakan. Mungkin, ini merupakan satu-satunya kali saya menulis dalam Bahasa Indonesia (dan mudah-mudahan, pengataan dan perbendaharaan di sini cukup betul).
Comments